Wisuda HH. SamosirSaya baru saja membuka dan membolak balik album kenangan lama. Pandangan saya tertumbuk pada seorang Marinir yang masih muda dan energetik. Kelihatannya masih sangat fresh dan penuh vibrant dalam melihat tantangan yang akan datang. Setidaknya bermodalkan percaya diri dan simplisitas dalam memandang semua liku liku hidup. Seperti layaknya kaum muda, yang tidak begitu perduli dalam ditail setiap tingkah laku terhadap sekelilingnya. Yang sangat membutuhkan luasnya “room to make mistake”.

Tapi senyum tersebut semakin ku perhatikan adalah senyuman bangga. Bagaimana tidak..?
Senyuman itu milik seorang yang baru saja di wisuda sarjana dari sebuah kampus yang bukan saja terkenal karena popularitasnya tetapi juga keunikannya beserta keanehannya sekaligus, UC Berkeley.

Banyak kenangan manis semenjak masih mahasiswa sekaligus sebagai cadet taruna Marinir di kampus ini. Seminggu kemudian di kampus yang sama, North reading room Library, wajah muda tersebut disumpah untuk menjadi seorang Second Lieutenant kedalam sebuah kelompok brotherhood yang menamakan dirinya United States Marine.

Sebagai seorang yang dibesarkan dikalangan keluarga beragama Catholic, bagi kami sumpah adalah suatu pintu untuk menuju jenjang berikutnya. Disebelah kiri adalah ayah saya yang yang menyaksikan secara cermat liturgi ini. Dengan tegas saya mulai mengucapkan sumpah sakral di kalangan Corps sebagai the officer’s oath:

“I do solemnly affirm that I will support and defend the Constitution of the United States against all enemies, foreign and domestic;
That I will bear true faith and allegiance to the same;
That I take this obligation freely, without any mental reservation or purpose or evasion; That I will well and faithfully discharge the duties of the office on which I am about to enter…
So help me God.”

Demikian sumpah setia tersebut selesai dikumandangkan, dua orang wanita yang kusayangi memasangkan tanda pangkat di kanan dan kiri euphalet seragam saya tersebut. Masing masing membawa lambang pangkat Letnan Dua yang dikalangan corps disebut “The butter bar” karena berbentuk balok berwarna kuning kemasan. Disebelah kanan adalah almarhum Ibuku dan disebelah kiri adalah tunanganku. Ku ucapkan terima kasih bagi keduanya yang masih menyisakan senyuman lebar diwajah. Yang terakhir adalah Ito-ku (batak: adik perempuan) Catherine yang menyerahkan Officer’s Mameluke Sword yang berukir indah, yang di permukaan pedang terukir United States Marine dan dibaliknya tertulis namaku.

Asesoris Wisuda HH. Samosir

Lengkaplah sudah 2nd LT ini sekarang menghadap ke kerabat dan handai taulan di ruangan tersebut. Tampak beberapa NCO (Bintara) marinir memberikan crisp-salute. Sambil membalas membalas salute, para marinir yang akan menjadi tanggung jawab saya dimasa yang akan datang.

Selang beberapa minggu kemudian saya sudah berada di sebuah pendidikan yang di kalangan traditionalists maupun orthodox disebut the “The Brick House”, atau the man’s club yang tidak lain adalah Marine Infantry Officer Course di Quantico, VA.
Disinilah kami dilatih dan disuntikkan nilai-nilai yang sakral dalam Corps yaitu Honor, Courage dan Commitment. Falsafah tersebut hingga kini masih terpatri dalam.

Selesai masa pendidikan, saya ditugaskan untuk membawahi sebuah Platoon yang merupakan bagian dari sebuah Marine Expeditionay Unit di Camp Pendleton, CA. Kebetulan tunangan sayapun masih dalam tahap akhir penulisan tesisnya di UCLA. Kamipun sepakat untuk melangsungkan pernikahan di sebuah Catholic Chapel di Santa Barbara tempat kelahiran saya.

Di Chapel tersebut saya mengucapkan janji setia kembali dalam rangkaian :

“I take thee Martha, to be my wife.
I promise to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health.
I will love and honor you all the days of my life, till death do us part.”

Sambil memasangkan cincin di jemarinya. Yang mana kemudian pastor menutup dengan ucapan:
“By the power vested on me, I pronounce you as husband and wife, You may kiss the bride”

“In nomine Patris et Filii et Spiritus Santi…”
(In the name of the Father, and of the Son, and Holy Spirit..)

EPILOG
Biasanya di cincin kawin tertulis nama atau tanggal menikah. Atau bahkan kata kata cinta. Dicincin yang ku kenakan terukir nama istriku.
Tetapi di cincin yang dikenakan istriku bukan tertulis kata kata mesra seperti yang biasanya diharapkan kaum Hawa dari Kesatria pujaannya. Saya sempat pusing memikirkan apa kira kira yang cocok dan tepat untuk ungkapan yang menjelaskan segalanya. Melulu karena saya bukan type orang yang “Goody-goody”. Umur memang merupakan gabungan pembelajaran yang panjang, butuh waktu untuk re-fine the tune.

Setelah masa honeymoon selesai, dan saya kembali ke kelas. Suatu hari dia bertanya secara halus tentang apa maksud dan maknanya kata bahasa latin yang tertulis di cincin kawin yang dikenakannya. Disitu tertulis SEMPER FIDELIS. (Well… I know that wasn’t cut)

Kujelaskan bahwa kata tersebut adalah motto Marines yang maknanya adalah “Selalu Setia”. Entah karena dia tidak mau menyinggung perasaanku dengan pertanyaan selanjutnya yang sudah dapat kuduga, atau karena dia cukup puas dengan jawaban tersebut.

Sebelas tahun kemudian saat kami berdua merayakan Anniversary kami disebuah cafe di Los Angeles, saya teringat pertanyaannya padaku. Herannya dia tidak pernah bertanya lebih jauh hingga kini.
Iseng aku bertanya kembali membuka percakapan yang terputus sebelas tahun yang lalu. Dengan santai dia bilang:

“Hon… kulihat kau selama beberapa tahun kebelakang, selalu setia. Akupun juga demikian, mengikutimu dengan setia berpindah pindah Base-Camp, demikian juga harap cemas saat kau beberapakali deployment. Kukira kita masing masing sudah mengetahui apa maknanya.”

Aku hanya bisa mengangguk dan bersyukur. Now that’s my woman !!

Kemudian dia menyambung dengan nada sedikit kecut:
“Cuma.. kadang aku bingung sampai sekarang, aku kawin dengan siapa? Menikah denganmu atau menikah dengan United States Marine Corps.!!”

Saya hanya bisa terbengong, tetapi kemudian kami tertawa tergelak bersama hingga meja meja sebelah memandang kami curiga.

Semper Fidelis everybody, dimanapun anda sekalian berada

HH. Samosir

(Putra Batak yang lahir di US dan menjadi Marinir, saat ini berpangkat Kolonel)

One thought on “Pomparansirajasonang di USMC US”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *